Jumat

Mobil JADUL, Makin Tua Makin Diburu




Jakarta – Pepatah bilang, tua-tua keladi semakin tua semakin jadi. Agaknya ini berlaku di dunia mobil kuno. Walau sudah gaek, justru dicari orang untuk koleksi. Di balik kelawasannya boleh jadi ia menyimpan sejarah yang mampu membangun nostalgia pemilik atau pewarisnya. Bagi pehobi mobil kuno yang awalnya tidak memiliki ikatan emosional, mau tak mau akan timbul juga perasaan itu.

Contohnya adalah Gunawan Tjandra (40), pengusaha sebuah hotel bintang lima ternama. Jumlah koleksinya terbilang rekor yakni 100 mobil! Kecintaan pada hobi mobil kuno berawal ketika dia masih belajar di Kanada tahun 1970-an. Setelah kembali ke Indonesia, dibenaknya ingin memiliki sebuah mobil kuno. Baru terlaksana tahun 1990-an ketika ia membeli sebuah Impala, empat pintu.
Ternyata mobil tersebut hasil modifikasi. Sebab setelah mendapat informasi belum ada dalam sejarah Impala Carbiolet memiliki empat pintu. Yang ada adalah dua pintu. Ia pun menyesal dan menjual kendaraan itu.
Hobinya pada mobil lawas malah mencuat pada tahun 1997, saat krismon (krisis moneter) menerpa Republik ini. Ketika itu ada upaya orang-orang untuk mengeskpor mobil kuno ke luar negeri. Ini membuatnya sedih. Akhirnya mobil kuno yang akan diekspor dibeli oleh Gunawan. Dan pada tahun 2000 dia berpikir tidak berguna memiliki tapi tak dipakai. Tercetuslah ide untuk membuat museum mobil di kawasan sirkuit Sentul.
Di sana dia membangun ruangan khusus untuk menyimpan 100 koleksi mobil yang terbuat dari tahun 1902 sampai tahun 1970-an. Kebanyakan mobil itu buatan Amerika dan sebagian Eropa, juga ada 30 motor besar-besar antik. Museum itu kini terbuka untuk umum. Di sana kisah perjalanan masing-masing kendaraan tertera.
Menyimpan dan merawat mobil-mobil kuno tentu bukan pekerjaan setengah hati. Orang awam menyebutnya sebagai kerepotan yang dicari-cari, tapi bagi pehobi sejati di situlah kenikmatan dan seninya. Sebab menurut Gunawan, penggemar tak hanya mengendarai lalu menyimpannya, tapi mereka memperbaiki dan mencari sukucadang yang sudah sulit dicari.

Kesan
Ada juga koleksinya yang merupakan hasil perburuan yakni Kingsway 1959. Ternyata mobil ini sudah keliling dari Afrika lalu ke Eropa, baru balik ke Indonesia. Harap maklum pemilik sebelumnya seorang duta besar. Mobil itu ditemukan di gudang dan menjadi sarang tikus dan tempat kucing tidur. Karena pemiliknya juga sayang, maka agak lama Gunawan merayu. Akhirnya pemilik lama merelakannya, dan Gunawan pun mengirim foto setiap restore yang dilakukan pada pemilik lamanya.
Dari sejumlah koleksi yang dimiliki, hampir semuanya mempunyai kesan tersendiri. Dia mempunyai mobil bekas dipakai Dewi Soekarno yakni Thunderbird dua pintu. Mobil ini termasuk tipe mobil muscular. Ada juga bekas milik Bung Karno, Imperial. Ada pula Cadillac 1957 bekas milik Adam Malik. Koleksi mobil bekas dipakai tokoh nasional, Gunawan mencari lewat teman-teman sehobi.
Kondisi mobil di awal pengumpulan itu, tak seluruhnya dalam keadaan baik. Sebagian malah keadaannya amburadul. Kini sekitar 20 mobil dari koleksinya masih dalam kondisi demikian. Memperbaikinya memakan waktu, sebab sasis, kaca, dan lis-lisnya masih dicari, Sumber informasi dari katalog yang diperoleh dari perpustakaan asing. Restorasi ini dilakukan tim teknik sendiri.
Mobil yang diperagakan di museum mobil di Sentul, pada dasarnya tak dipakai. Guna mencegah kerusakan, Gunawan mencabut akinya, tangki bensin diisi dengan kandungan solar lebih banyak supaya tak terjadi karatan. Oli di mesin dalam keadaan itu, memang turun. Tapi ini tidak apa. Ketika akan dipakai, oli dipompa secara manual dulu agar semua bagian mesin terkena oli. Barulah sesudahnya dihidupkan.
Walau koleksinya cukup bejibun, Gunawan masih punya kerinduan pada Corvette 1966, karena miliknya yang terdahulu terbakar bersama bengkel. Tapi sayangnya sejauh ini dia belum ketemu. Di Amerika harganya mencapai Rp 300 juta. Kini kalau dia ingin jalan-jalan, dia pakai Bel Air 1957, dan beberapa koleksi yang sengaja dia simpan di Jakarta. Kalau sudah bosan barulah dikembalikan ke museum dan menukarnya dengan jenis yang lain.



PPMKI
Bambang Rus Effendi (55), pehobi yang juga ketua umum PPMKI yang baru terpilih dalam Munas Tahun 2002 di Pangandaran. Sebagai pemegang pucuk pimpinan, pekerjaannya lebih banyak menginventarisasi mobil dan keanggotaan, pembenahan organisasi dan menjaring anggota baru.
Inventarisasi, menurut direktur sebuah perusahaan swasta itu dirasakan penting sebab antara 1997 – 2002, PPMKI sempat vakum. Kalau pun ada kegiatan lebih bersifat internal. Selama itu kontrol pengurus pusat pada organisasi di daerah sangat lemah. Akhirnya terjadi ekspor mobil kuno ke luar negeri. Tapi sepanjang pengetahuannya, jumlahnya tak banyak, sekitar tiga mobil.
Satu Chevrolet Fleet Master 1948. Mobil ini sangat bersejarah karena pada masa pascakemerdekaan 1950-an tugasnya mengangkut eksekutif negeri ini. Yang kedua, Impala tahun 1962 ke Australia dan Plymouth tahun 1953 ke Amerika.
Maklumlah karena pada masa itu angka rupiah itu sedang tinggi-tingginya. Beberepa anggota sempat tergiur. Padahal kalau dihitung-hitung, nilainya sama saja (dalam dolar). ”Dan itu sebenarnya tak bisa kita salahkan juga,” ujar Bambang.
Tiap tahun PPMKI menggelar even reli wisata nasional yang lokasinya berbeda-beda. Tahun ini rutenya, Jakarta – Bali dan telah berlangsung dari tanggal 27 Februari sampai 4 Maret. Ini dilakukan untuk mendukung pemulihan citra pariwisata Bali. Karena itu even ini diselenggarakan berkat kerjasama dengan Badan Pengembangan Pariwisata Indonesia dan Komite Bali for The World.
”Antusiasme tiap daerah yang kami lalui sangat tinggi. buktinya di Jateng kami disambut oleh Gubernur. Malah beliau ingin PPMKI terlibat dalam acara Borobudur Internasional Festival. Tanggalnya mungkin sekitar 25 Mei. Bentuk acaranya belum tahu, bisa jadi reli lagi. Dengan etape satu di Solo. Pak Gubernur meminta PPMKI membantu pengembangan wisata di daerah Selo di kaki Gunung Merapi,” sambung Bambang.

Dedengkot
Reli wisata yang diadakan PPMKI memang terbukti sukses menarik perhatian orang. Di Bali, menurut Bambang, reli itu jadi pusat perhatian bule-bule. Mereka heran mobil kuno itu masih bisa jalan dan terawat dengan baik. Waktu reli kemarin, ada satu peserta dari Belanda.
Peran Gunawan Tjandra juga tak bisa dipisahkan dalam kesuksesan reli ini. Salah satu pengurus pusat PPMKI itu banyak membantu, seperti menyediakan service car.
Selain Gunawan Tjandra, dedengkot reli yang ikut adalah Sofyan Tamara yang merupakan sesepuh organisasi. ”Beliau banyak membantu saya. Waktu itu, dia naik Ford Coronet 1965. Semula Solihin GP juga mau ikut tapi karena terlalu semangat waktu persiapan pas hari H-nya malah jatuh sakit.. Akhirnya, anaknya, Luthfi Solihin GP, wakil ketua umum PPMKI yang ikut dengan Buick 1957.
Bambang mengaku dirinya penggemar mobil kuno tulen. Ini dibuktikannya dengan tetap menunggangi mobil sepulang dari even reli tadi sebab sebagian besar peserta, akibat kelelahan, memilih naik pesawat atau kereta api. Mobil mereka dinaikkan trailer untuk diangkut ke Jakarta.
Waktu ikut reli Bali, Bambang memakai Chevrolet Deluxe 1952. Sejak ikut reli dari 1999, Bambang selalu pakai mobil ini. Kecintaan ini tumbuh karena ada story khusus di balik mobil ini. Mobil ini pernah dipakai oleh ayah Bambang. Rasa Nostalgia itu menyeruak ketika Solihin GP menawarinya mobil sejenis dengan angka tahun yang sama.
Selain Chevy itu, ayah Bambang juga memakai Bel Air tahun 1948. Tahun 1958, Bambang mulai mengenal mobil itu. ”Saya belajar mobil juga pakai Bel Air, waktu itu mulai nginjak-nginjak gas.”
Saat ini koleksi Bambang berjumlah 15 mobil. Selain kedua jenis mobil tadi, ia juga masih menyimpan Fiat 1925 model Borsalino, model mobil yang sering dipakai Al Capone. Ada juga Alvin Seven 700 cc 1935, Morris Cabriolet 1951, Morris Si Doel 1967, Pontiac 1953, Mercy Kentang 22.0 1955 dan Mercy Kebo 28.OS 1970



4 komentar:

Anonim mengatakan...

di jual Harta Keluarga
Sedan Chevrolet Biscayne tahun masih rancu cs ane nyari di internet blum ada yg match nih, tp kalo berdasarkan BPKB nya sih tahun 1954

History :
Ni sedan bekas kendaraan yang dipakai pejabat waktu Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung tahun 1955, n kemungkinan ini tinggal atu-atunya di Indonesia, cs kata yg empunya yg lain udah pada dihancurkan alias didaur ulang......gak tau di jadiin apa....jadi ya termasuk barang amat langka nih......

Spesifikasi:
Ni mobil lumayan agak besar n panjaaaaaaaaaaaaaang lho, ukuranya 5x2 m...
kemudinya aja di sebelah kiri jadi ni built up dari Eropa...sayang pabriknya dah ditutup alias bangkrut
Mesin masih original 3800 cc,kaca Original tahan peluru,klo body otomatis juga tahan peluru dunk...cs udah pernah dicoba ditembak gan kacanya g pecah tu...
Roda, Velg, Spion ma kursinya dah diganti cs dah tua banget
Kondisi masih bisa jalan normal kok.......

ni pict gan, tp cuma 1 sisi yang lainnya menyusul aja gan belum sempat ane foto



Penawaran terakhir untuk harganya sih 2 M or best offer aja, tp berhubung ada kendala dluar kemampuan manusia jadi batal

Untuk agan-agan yang berminat bisa COD,PM ato SMS/Call aja, tp ane saranin COD aja biar bisa liat langsung ama ni Mobil, Lokasi ane ada di Kediri, Jawa Timur

no HP:
085855590800
03415353212

Dewi mengatakan...

Hai bro n sis.
Sy lg cari spare part mobil Austin 1950-an tipe Somerset: setir n plang sen samping. Kl ada yg punya atau bs kasi info, tlg ya bro n sis.
Tksh.

Dewi
021-9800 3110

Nissan Mobil mengatakan...

Wihh keren tuh, meskipun jadul ternyata oke juga..
Nissan Mobil Terbaik Pilihan Keluarga

Anonim mengatakan...

ganteng sih mobil ini

Posting Komentar

Untuk tanya-tanya bisa langsung coment di bawah yah gals